Studium Generale Magister Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Pada hari Rabu, 31 Maret 2021, Prodi Magister Sejarah Peradaban Islam (SPI) menggelar Studium Generale dengan mengusung tema “Islam dan Islamisasi Sunan Kalijaga dalam Naskah Sumber”. Acara yang dikemas dalam Bi-Weekly Forum Fakultas Adab dan Ilmu Budaya ini diadakan secara daring maupun luring yang dihadiri oleh para dosen, mahasiswa dan umum. Dalam acara ini, panitia mengundang Ahmad Baso, seorang peneliti dan juga pengurus pusat Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM) PBNU sebagai narasumber.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN Sunan Kalijaga. Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama disampaikan oleh Kaprodi Magister SPI, Dr. Syamsul Arifin, M.Ag. Dilanjutkan sambutan yang kedua dari Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Dr. Muhammad Wildan, MA.
Memasuki acara inti yaitu pemaparan materi oleh narasumber, dipandu oleh Dr. Imam Muhsin, M.Ag. sebagai moderator. Dalam pembukaannya, moderator membacakan biografi singkat dari narasumber dan kemudian menyerahkan waktu sepenuhnya kepada narasumber. Dalam pemaparannya, narasumber menjelaskan tentang macam-macam sumber primer dan memaparkan bukti-bukti naskah kuno zaman para walisongo. Beliau juga menjelaskan bahwa suatu naskah harus diteliti ketuaannya untuk mengetahui kelayakannya sebagai sumber primer. Salah satu bukti naskah itu termasuk tua, jika naskah tersebut juga ditulis dalam aksara yang tua. Selain itu, naskah yang paling layak sebagai sumber primer adalah naskah yang ditulis sezaman dengan peristiwa sejarah yang terjadi. “Maka, salah satu cara untuk membuktikan keotentikan sejarah para wali yaitu jika sejarah tersebut ditulis dalam tahun Saka. Karena jika sudah dikonversi ke tahun Masehi, jelas itu sudah salinan atau ditulis ulang”, ucap beliau.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Di akhir sesi moderator menambahkan bahwa Islam yang berkembang di Nusantara adalah dibentuk oleh Walisongo, salah satunya Sunan Kalijaga. Sebagaimana pepatah berbunyi, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, begitu juga metode para wali dalam berdakwah. Mereka mengakomodasi budaya-budaya setempat dalam rangka menyebarkan Islam agar Islam diterima di masyarakat. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Kaprodi Magister SPI dalam sambutannya, “Pentingnya mengulas sejarah Sunan Kalijaga melalui naskah-naskah primer adalah untuk mengetahui makna dan nilai-nilai dakwah yang dapat di terapkan hari ini.”